Teknik Dasar Elektronika 1

Kompetensi Dasar :
3.1      Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC  berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya.
3.2      Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC.
4.1      Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Sesuai dengan Kompetensi Dasar diatas, dapat disimpulkan bahan dalam pembuatan alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC kita harus mengenal terlebih dahulu tentang teori dasar elektronika sebagai acuan dalam pembuatan alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC


2.1            RESISTOR
Resistor adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat arus listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut.
RESISTOR DENGAN KODE WARNA
Resistor yang menggunakan kode warna ada 2 macam, yaitu:
1. Resistor dengan 4 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi.
2. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi
Gambar 2.1 Urutan warna Resistor (HiCoMeOKuHiBiUAPu)

Jenis-Jenis Resistor :
1.      Resistor
 Resistor symbol Europe.svg
 Resistor symbol America.svg
Resistor yang mempunyai Nilai tetap
2.      Variabel Resistor
Resistor yang mempunyai nilai tidak tetap, untuk mengubah nilai dengan memutar tuas pengatur, contoh : Trimpot dan Potensio
3.      LDR
Resistor yang mempunyai nilai tidak tetap, perubahan nilai tergantung intensitas cahaya yang diterima
4.      Thermistor (PTC/NTC)
Resistor yang mempunyai nilai tidak tetap, perubahan nilai tergantung suhu yang diterima
PTC ( Positive Temperature Coefitien )= semakin panas nilai resistor akan bertambah
NTC( Negative Temperature Coefitien ) = semakin panas nilai resistor akan berkurang
xxxxxxxxxxxxxxxxx
Gambar 2.2. Jenis-jenis Resistor
Contoh:
a.      Berapa nilai resistansi resitor Merah, Kuning, Oranye, Merah, Emas
Jawab
Merah – Kuning - Oranye - Merah - Emas
   2              4             3         102         5%
Nilai Resistor = 243 x 102 = 243 x 100 = 24300 Ω
Nilai Toleransi = 24300 Ω x 5% = 1215 Ω
(*) jadi nilai resistansi  = (24300 Ω – 1215 Ω) s.d. (24300 Ω  + 1215 Ω)
                                     = 23085 Ω  s.d. 25515 Ω
b.      Berapa nilai resistansi resitor Merah, Hitam, Hitam, Merah, Emas
Jawab
Merah – Hitam - Hitam - Merah - Emas
    2            0          0         102         5%
Nilai Resistor = 200 x 102 = 200 x 100 = 20000 Ω
Nilai Toleransi = 20000 Ω x 5% = 1000 Ω
(*) jadi nilai resistansi  = (20000 Ω – 1000 Ω) s.d. (20000 Ω  + 1000Ω)
                                     = 199000 Ω  s.d. 201000 Ω
Rangkaian Resistor Seri
Pada saat ingin memperkecil kuat arus yang mengalir pada rangkaian atau membagi tegangan listrik, dapat melakukannya dengan menyusun beberapa resistor secara seri, seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah :
        xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Gambar 2.3.(a) Rangkaian resistor seri. (b) Resistor pengganti seri.
Perhatikanlah bahwa resistor-resistor diatas tersusun seri, jika satu sama lain tersambung hanya pada satu terminalnya yang ekivalen dengan sebuah resistor pengganti seri
Ekivalensi antara resistor pengganti seri dan resistor-resistor yang dirangkai seri, ditentukan sebagai berikut:
Tegangan total antara titik a dan titik d memenuhi persamaan Vad = Vab + Vbc + Vcd
Sesuai Hukum Ohm, IR maka persamaan tersebut dapat ditulis
Vad = I1R1 + I2R2 + I3R3
Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada tiap hambatan besarnya sama,          yakni I1 = I2 = I3 = I, maka Vad dapat ditulis lagi sebagai berikut.
Vad = I(R1 + R2 + R3è gambar 2.3 (a)
Vad = IRs                              è gambar 2.3 (b)
Dengan membandingkan dua persamaan terakhir diperoleh
Rs =R1 + R2 + R3 ………….

Rangkaian Resistor Paralel
Resistor yang disusun paralel berfungsi untuk membagi arus atau memperkecil resistor total. Pada susunan paralel, setiap resistor saling tersambung pada kedua terminalnya, seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah:
          xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 
 Gambar 2.4.(a) Hambatan tersusun paralel. (b) hambatan penggantinya.

Tegangan pada setiap hambatan sama, yakni V1 = V2 = V3 = V.
Hubungan antara arus listrik tersebut memenuhi persamaan
I = I1 + I2 + I3
Sesuai dengan Hukum Ohm, I= V/R maka persamaan di atas dapat ditulis
I = V1/R1 + V2/R2 + V3/R3
Oleh karena V1 = V2 = V3 = maka persamaan tersebut dapat ditulis lagi sebagai berikut
1/V = (1/R1 + 1/R2 + 1/R3)
sehingga persamaan tersebut dapat ditulis menjadi:
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3